Oleh Ervan Nur Septian Ardhi
Hai petani
Kali ini kau berbeda
Saat si ibu yang berpakaian dinas rapi
Keluar dari gedung tinggi itu masih sibuk,
Mencari taksi
Dia hanya melihatmu
Melirik
Dan pergi begitu saja
Tapi kau,
Kau tetap memanjatkan dzikirmu
Dalam keadaan panas
Di pinggir jalan yang ramai
Dimana yang lain sibuk sendiri
Hai ibu,
Iya kau berbeda
Disaat ibu-ibu yang lain mendapat selamat
Dari anak-anaknya
Disaat banyak yang memberi hadiah pada kepada
Ibunya
Kau masih tetap disini
Dipinggir jalan ini
Diterik panas matahari
Terkena debu-debu mobil yang keluar dari
Dalam gedung megah itu
Terkena asap-asap angkutan
Hai ibu,
Memang kau berbeda
Mereka hanya melihatmu
Bertanyapun tidak, apalagi mendukungmu
Mereka hanya melihatmu bak orang gila
Yang memakai pakaian aneh
Memang jelas perbedaan itu bu
Mereka tak tahu apa yang sedang kau
Perjuangkan
Mereka tak tahu untuk apa kau dipinggir
Jalan
Di panas terik matahari
Terkena debu-debu kotor mobil orang
Kantor
Dan sepertinya memang tak ingin tahu
Padahal setiap hari mereka memakan hasil
Pekerjaanmu
Mereka menyebutnya kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok yang saat ini mau
Ditukar dengan semen
Ditukar dengan kerusakan alamnya
Mereka sepertinya tak mau,
Jika tahu nasinya ditukar dengan semen
Mereka tak tahu
Saat ini kau sedang berjuang
Untuk kebutuhan mereka yang
Melihatmu
Ibu
Kau berjuang untuk anak cucumu
Agar bisa menikmati alam sepertimu
Bisa nandur sepertimu
Mengabdi untuk alam gunung kendeng
Oh ibu
Tetaplah semangat
Perjuanganmu tak mudah
Tak seperti mereka yang menjatuhkan ahok
Tak seperti om telolet om yang setiap hari
Mendapat lambang cinta dari penontonya
Masih ada banyak orang yang peduli
Padamu
Banyak sekali yang sejalan dengan
Pemikiranmu
Tapi sayang tak sebanyak mereka
Bahkan pemimpinmu tak mau disowani
Dirumahnya
Tak mau menengokmu dihalamanya
Dia hanya melihatmu
Disana
Diatas dana
Yang tinggi dan megah itu
Entah sedang bersedih melihatmu
Atau justru tertawa terbahak-bahak
Melihatmu
Selamat siang
Selamat hari ibu
Salam kendeng
Salam lestari
Depan Gedung Gubernur Jateng, 22 Desember 2016 (15:06)

Berdiri sejak tahun 2016. Kalamkopi.id adalah media kolektif untuk segala macam penulis dan pembaca.